Text
Senjata Na'a ihun senjata makan tuan : bahasa seram dialek Gorom - Indonesia
Dahulu kala tinggallah tiga ekor hewan di hutan: Burung Kasuari, Burung Kakatua, dan Kuskus. Sebut saja mereka Ongen, Nyong, dan Obi. Ongen dan Obi sangat rajin dan giat bekerja. Sedangkan Nyong memiliki sifat yang malas dan suka mencuri. Dia juga sangat cerdik dan licik. Pada suatu hari Ongen dan Obi pun pergi berkebun. Mereka menanam pohon pisang, gandaria, dan kenari, Nyong hanya bersantai-santai di pohon. Satu tahun kemudian, Ongen dan Obi pergi memanen pisang. Hasil panen mereka hari ini satu tandan pisang. Satu tandan pisang ada 8 sisir. Mereka berdua berencana untuk membagi dan menyimpannya. Mereka tidak sadar, kalau Nyong sedang memperhatikan mereka. Kemudian mereka kembali dan kaget melihat jumlah pisangnya berkurang. Empat tahun kemudian, pohon gandaria sudah tumbuh dan berbuah. Nyong telah mendengar pembicaraan mereka tanpa sepengetahuan mereka. Dua bulan kemudian, Ongen dan Obi pergi untuk memanen buah gandaria. Ternyata, Nyong lebih dulu datang ke kebun Obi dan Ongen. Mereka terkejut melihat buah gandaria telah berkurang. Karena hal tersebut, Ongen dan Obi sudah menyusun rencana untuk berjaga-jaga di kebun. Lagi-lagi tanpa sepengetahuan mereka, Nyong sedang memperhatikan mereka. Nyong kemudian menyiapkan perangkap di tempat penyimpanan pisang karena ingin mengambil pisang mereka. Keesokan harinya, Ongen dan Obi datang mau mengambil pisang di rumah kebun. Ongen datang terlebih dulu, sedangkan Obi sedang mengambil keranjang untuk mengisi pisang. Karena tidak memperhatikan jalan, Ongen menginjak jebakan dan langsung terkurung. Saking senangnya Nyong lupa kalau masih ada satu perangkap lagi yang belum kena sasaran. Nyong penuh semangat pergi mengambil pisang yang berada di dekat Ongen. Oleh karena tidak memerhatikan dan lupa pada jebakan yang dibuatnya, Nyong pun menginjak jebakan itu. Nyong langsung terkurung jebakannya sendiri. Beberapa saat kemudian, Obi pun akhirnya datang. Setelah melihat apa yang telah terjadi ia pun segera menyelamatkan Ongen. Karena meresa kasihan, Mereka pun membantu Nyong keluar dari jebakan itu. Nyong berterimakasih, dia merasa bersalah dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Pada akhirnya mereka saling memafkan dan pulang bersama-sama.
Tidak tersedia versi lain